MAKALAH PENGANTAR BISNIS INFORMATIKA
TUGAS 2: MATERI ASPEK PEMASARAN
SUB POKOK SPESIFIKASI PRODUK/JASA DI BIDANG TIK
(Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Bisnis
Informatika)
Disusun Oleh:
Juliandi Kasugara G (53411879)
Jodhi Satrio (53411833)
Anggota Kelompok 3 (Materi Aspek
Pemasaran):
Enrico Didi Fransman (52411444)
Jodhi Satrio (53411833)
Juliandi Kasugara Gestanodika (53411879)
Mutia Purnamasari (55411048)
Raden Mochamad Ryansyah (58411440)
Wahyu Mella Harita (57411331)
Yohanes Frans Budiman (57411551)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun konsumennya.
0leh karena itu, produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus
membutuhkan konsumen mengenai produk atau jasa yang dihasilkannya. Salah satu
cara yang digunakan produsen dalam bidang pemasaran untuk tujuan meningkatkan
hasil produk yaitu melalui kegiatan promosi.
Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia
usaha bersifat dinamis, yang selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat
dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu
strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan
perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Disamping itu strategi
pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi
pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa
yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada
beberapa sasaran pasar.
1.2 Identifikasi
Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas,
maka masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah menjelaskan mengenai spesifikasi
produk/jasa di bidang TIK.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah yaitu
:
1.
Untuk
mengetahui definisi produk/jasa
2.
Untuk
mengetahui spesifikasi produk/jasa
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Produk
Produk menurut Kotler dan Amstrong
(1996:274) adalah : “A product as anything that can be offered to a market for
attention, acquisition, use or consumption and that might satisfy a want or
need”. Artinya produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan
atau kebutuhan konsumen.
Menurut Stanton, (1996:222), “A product is
asset of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price
quality and brand plus the services and reputation of the seller”. Artinya suatu
produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata,
termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan
jasa dan reputasi penjualannya.
Menurut Tjiptono (1999:95) secara
konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas “sesuatu” yang
bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitas organisasi serta daya beli.
2.2 Lima
Tingkatan Produk
Menurut Kotler (2003:408) ada lima
tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product,
augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan
produk adalah :
a.
Core
benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying)
yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b.
Basic
product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu
produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c.
Expected
product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally
expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian
atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada
saat membeli suatu produk.
d.
Augmented
product (namely that one includes additional service and benefit that
distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang
membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang
ditawarkan oleh pesaing.
e.
Potential
product (namely all of the argumentations and transformations that this product
that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan
bentuk yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
2.3 Klasifikasi
Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan
ahli pemasaran, diantaranya pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut
Kotler (2002,p.451), produk dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok,
yaitu:
1.
Berdasarkan
wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
a)
Barang
Barang
merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b)
Jasa
Jasa
merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan,
hotel dan sebagainya. Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai
berikut : “ Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan
oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apa pun. Produknya dapat dikaitkan atau tidak
dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2.
Berdasarkan
aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a)
Barang
tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang
tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam
satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam
kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi,
minuman kaleng dan sebagainya.
b)
Barang
tahan lama (durable goods)
Barang
tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan
banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun
lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3.
Berdasarkan
tujuan konsumsi yaitu
didasarkan
pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a)
Barang
konsumsi (consumer’s goods)
Barang
konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa melalui
pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b)
Barang
industri (industrial’s goods)
Barang
industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan lebih
lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan dari
barang industri diperjual belikan kembali.
Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang
konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri
(individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis”. Pada umumnya barang
konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a.
Convenience
goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi
pembelian tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya
memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan
pembeliannya. Contohnya antara lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan
sebagainya.
b.
Shopping
goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan
pembeliannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang
tersedia. Contohnya alat-alat rumah tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan
lainnya.
c.
Specialty
goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau
identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan
usaha khusus untuk membelinya. Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan
orang terkenal, kamera Nikon dan sebagainya.
d.
Unsought
goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen
atau kalaupun sudah diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk
membelinya. Contohnya asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan
sebagainya.
Berbicara mengenai
produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut
American Society for Quality Control, kualitas adalah “the totality of features
and characteristics of a product or service that bears on its ability to
satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari
sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada
konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan
kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi
harapan konsumen.
Kualitas produk
merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai
jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan
berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk
yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan
penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan
produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh pasar.
Menurut Kotler and
Armstrong (2004, p.283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a
product to perform its functions, it includes the product’s overall durability,
reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued
attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya,
hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
2.4 Dimensi
Kualitas Produk
Menurut Mullins,
Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin
mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti
aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk
yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk
tersebut terdiri dari :
1. Performance (kinerja), berhubungan dengan
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa
lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus
diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka
semakin besar pula daya tahan produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian
dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah
produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya
cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik
produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah
ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliabilty (reliabilitas), adalah
probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam
periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka
produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan
bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk
dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering
dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak
langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau
kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen
terhadap produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dan Negara
asal.
Menurut Tjiptono (1997,
p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1. Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti
(core product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah
penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan
sebagainya.
2. Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya
kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC, sound system, door
lock system, power steering, dan sebagainya.
3. Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau
gagal dipakai, misalnya mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance
to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi
memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar
keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus
lebih besar daripada mobil sedan.
5. Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis
penggunaan mobil.
6. Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
Misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain yang artistik,
warna, dan sebagainya.